Selasa, 26 Juli 2016

“MENJADI MUSLIM SEJATI”

“MENJADI MUSLIM SEJATI”
Oleh: M. Jandi


@google.com

Jika kita ditanya mengenai apa itu muslim Oleh teman kita  yang non muslim, lalu apa jawaban kita atas pertanyaan tersebut. Terkadang kita bingung dan kelabakan jika ditanya secara tiba-tiba mengenai apa itu islam dan seperti apa konsep muslim menurut pandangan anda?
Disini saya akan share ilmu mengenai apa itu islam dan apa itu muslim. Selama bertahun-tahun status atau nama ini kita sandang. Bahkan kita bangga atas nama ini. Menurut beberapa keterang dan  berbagai sumber ternayta konsep muslim dan islam itu adalah hal yang sangat mendasar dalam kajian ilmu agama islam.

Pertama, muslim. Muslim adalah status yang dibanggakan oleh para nabi dan para rasul bahkan disebutkan dalam al-quran oleh allah SWT, dan dibanggakan oleh jutaan umat manusia dimuka bumi dari dahulu hingga kini. dan jika ada orang yang melecehkannya, maka umat muslim dimanapun rela berkorban membela statusnya agar tidak di injak-injak oleh agama lain.

Satu kata dalam memahami muslim atau islam yaitu “MENYERAH”. Islam adalah konsep penyerahan terhadap semua aturan allah SWT. Musim adalah kata benda subjek (orang yang mehyerah). Menjadi seorang muslim itu berarti berserah diri terhadap segala sistem yang tercantum dalam al-quran dan al-hadist. Sepatutnya seorang muslim harus sami’na wa ato’na. Bukan mendebat, mengkritisi, bahkan menolak segala syariatnya. orang seperti ini sepatutnya ia disebut sebagai mu’tarid bukan muslim. Dan jika ada  yang membantah, menolak dan tidak mau berserah diri. Orang seperti itu lebih pantas disebut raa’dun. Slogan orang muslim itu harus sesuai dengan surat an-nuur “hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada allah dan rasul memutuskan (perkara) diantara mereka, mereka berkata, “kami mendengar, dan kami taat.” Dan itulah orang-orang yang beruntung” (an-nur: 51).

Orang yang menyerah pasti akan masuk pada sebuah sistem secara totalitas. Tidak lagi berbaicara suka atau tidak suka. Tidak lagi mengaotak ngatik, atau menambah dan mengurangi sebuah sistem. Akan tetapi patuh terhadap aturan yang ada, ini buktinya “wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kedalah islam secara keseluruha, dan janganlah kamu ikut langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh nyata bagimu” (al-baqarah: 208).  Karena muslim itu menyerah. Dalam al-quran disebutkan bahwa seorang muslim itu segala sesuatu dikembalikan kepadanya “kemudian mereka (hamba-hamba allah) dikembalikan kepada allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) ada padanya dan dialah pembuat perhitungan yang cepat” (al-an’am: 62).
Perlu kita ketahui bahwa Allah sama sekali tidak memaksa kita untuk menyebutkan bahwa diri kita ini seorang muslim, bahkan tidak memaksa kita untuk memasuki agama islam ini “tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (islam)...” (al-baqarah: 256). Tapi hanya satu permintaan Allah terhadap manusia mau tidak mau ini harus dikatakan. Yaitu “JUJUR” dalam berkata dan bertindak tentang keberadaan kita Dimuka bumi ini. Dalam surat al-kahfi dijelaskan bahwa “ dan katakanlah (muhammad) kebenaran itu datangnya dari tuhan-mu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa mengehendaki dia (kafir) biarlah dia kafir. Sesungguhnya kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang dzalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek” (al-kahfi: 29).

Maka dari itu, untuk menjadi orang muslim itu harus jujur, jika muslim katakan muslim dan jika tidak katakan tidak. Jangan menjadi orang yang munafik. Karena allah sangat membenci orang yang munafik bahkan kedudukan orang munafik itu berada dibawah kaum yahudi dan nasrani, mari kita buktikan dalam surat annisa “sungguh orang munafik itu (ditempatan) pada tingkatan yang paling bawahdari neraka. Dan tidak akan mendapat seoran penolongpun bagi mereka” (annisa: 145). Bahkan rasulpun menyebutkan ciri-ciri orang munafik itu ada tiga. Pertama, ketika berbicara ia berbohong, ketika berjanji ai ingkar dan ... (HR: .....) Dan kita jangan  terkungkung oleh pernyataan kita. Seperti apa yang dikatakan nabi “kita ini berada dalam kotak kematian” (HR. Tirmidzi).

Lalu petnayaan selanjutnya mengapa manusia harus mengikuti aturan, harus masuk pada suatu sistem secara totalitas?. Ya, tetantulah penting. Karena manusia itu sumbernya kesalahan, tempatnya kadzoliman, dan bodohnya itu sangat keterlaluan. Maka, perlu sebuah ikatan atau pearturan  agar manusia itu tidak liar. Buktinya bisa kita baca dalam surat al-an-am “sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (menjadi) dalam golongan-golongan, sedikitpun bukan tanggung jawabmu (muhammad) atas mereka. Sesungguhnya urusan mereka (terserah kepada allah) kemudian dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat ” (al-an’am: 159). Karena allah lebih tahu tentang kita “apakah (pantas) allah yang meciptakan itu tidak mengetahui? Dan dia maha halus, maha mengetahui” (Al-mulk: 14)

Konsep menyerah dalam islam itu jauh lebih indah. Tentunya menyerah disini adalah bentuk ketataan terhadap segala sesuatu peratuarn yang telah allah dan rasulnya tetapkan. Mislanya mendirikan sholat, puasa, zakat dll. Jika dalam sholat saja itu dikatakan cukup maka, Konsep mendirikan ibadah sholat itu harus benar-benar faham. Karena dari sholat saja kita bisa terdrong untuk mengerjakan berbagai amalan lainya. Kemudian Dalam sholat itu terdapat sujud. Maka, sujud itu adalah simbol penyerahan pada allah SWT.

Tentunya menjadi seorang muslim  itu tidak terlepas dari berbagai ujian. Baik itu ujian yang ringan atau-pun berat. Itu adalah konsekwensi manusia dalam menyandang status muslim. Dengan ujian ini apakah seorang muslim itu mampu mempertahankan keimanannya atau tidak. Dan dengan ujian ini kita dikatakan muslim yang kuat atau yang lemah. Mari kita lihat firman allah SWT. “dan diantara manusia ada yang menyembah allah hanya di tepi , maka jika ia memperolah kenajikan,, dia merasa puas, dan jika ia ditimpa suatu cobaan, dan berbalik ke belakang . Dia rugi didunia dan di akhirat itulah kerugian yang nyata” (al-hajj: 11). bahkan ujian yang berat ini selalu dibenturkan dengan berbagai bentuk kesukaan kita didunia ini, baik hobi, hawa nafsu dan lainya. Karena hidup adalah ujian maka sepatutnya kita perlu menyikapi berbagai ujian itu dengan seksama (penyerarahan). Karena pada hakikatnya hidup ini adalah ujian “yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia maha perkasa, maha pengampun” (al-mulk: 2).

Agama islam adalah agama  para nabi, karenanya agama ini terus hidup hingga saat ini. Dan Yang membedakan antara nabi sebelumnya dengan nabi Muhammad SAW. adalah hanya pada tataran prakteknya saja.  Karena kondisi zamanlah yang membedakan. Tapi pada esensinya tetap satu yaitu aqidah islamiyah.

Dan tentu kita tahu bahwa tugas kita sebagai seorang muslim dimuka bumi ini adalah beribadah kepada allah “aku tidak meciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku” (ad-dzariat: 56) dan dalam surat at-talaq-pun dijelaskan bahwa “allah yang meciptakan tujuh langit dan (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah allah berlaku padany, agar kamu mengetahui bahwa allah maha kuasa atas segala sesuatu, dan ilmu allah benar-benar meliputi segala sesuatu” (at-talaq: 12). Dan jika masih ada yang meragukan keabsahan agama ini maka referensi terilmiah adalah al-quran dan al-hadits karena islam adalah agama data bukan agama asumsi “dan mereka (yahudi dan nasrani)berkata”tidak akan masuk surga kecuali nasrani dan yahudi”itu hanya angan-angan mererkakatakanlah “tunjukanlah bukti kebenran jika kamu orang yang benar” (al-baqarah: 111).
Tentunya kita sebagai muslim tugasnya adalah mencari kebenaran bukan pembenaran. Ikhwafillah bagi kita sebagai muslim, dengan mengucapkannya saja maka allah akan memberikan keberkahan pahala “dan siapakah yang lebih baik perkataanya dari pada orang yang menyeru kepada allah dan mngerjakan kebajikan dan berkata, “sungguh, aku t
ermasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)” (Fussilat: 33) dengan memgucapkan saya sebagai musim adalah statemant terbaik. Nabi ibrahimpun meminta kapada allah untuk dijadikan sebagai muslim sejati.  “ya tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepadamu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepadamu dan tunjukanlah kepada kami car-acara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalh tobat kami sungguh engkaulah yang maha penerima tobat, maha penyayang” (Albaqarah: 128)

Sumber inspirasi
Dinukil dari kajian islam Ust. Muhammad Nuzuk Dzikri, GUE MUSLIM. Dan menjadi muslim sejati. 

0 komentar:

Posting Komentar