Oleh : Muhammad Jandi Al-Farisi***
Ketua Departemen Sosial Masyarakat
Prolog
Terkadang kita merasa berat dalam menjalankan sebuah
amanah baru yang dititipkan kepada kita, baik itu amanah yang besar maupun
amanah yang kecil. kerjanya kita dalam sebuah gerakan ini terlebih lagi tanpa
menghasilkan materi (keuntungan uang) sepeserpun. yang ada malah sebaliknya
kita yang harus merogok kantong lebih dalam, Bahkan berkorban lebih besar dari
pada hal tersebut (jiwa dan raga). Tapi Mudah-mudahan virus yang negatif
tersebut tidak menular pada tubuh dan jiwa kader KAMMI,
Yang senantiasa menjadikan
kerja-kerja dijalan dakwah ini sebagai ladang amal yang terkumpul melalui
kerja-kerja pada setiap departemen. Karena Allah Swt. telah berjanji akan
membalas semua yang telah kita kerjakan, terutama kerja-kerja positif untuk
membangun masyarakat yang aktif dalam genggaman sebuah kabinet muda progresif.
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS At-Taubah :
105).
Meretas
Perjalanan Gelombang Kedua Kabinet Muda Progresif
Tanpa terasa delapan bulan sudah
atau setengah periode kepengurusan KAMMI UIN Bandung berjalan, melalui jargon
kabinet muda progresif. Banyak suka dan duka yang telah kita lewati bersama.
Ada romantika, emosi jiwa, juga keringat dan air mata telah membasahi
kegersangan padang ujian yang kita lewati. Beberapa rencana direvisi dan tidak
sedikit posisi yang terganti. Namun kita tidak boleh berhenti bersyukur, karena
Allah hanya mengutus mereka yang terpilih –The Special One- untuk
meneruskan risalah para Nabi dan Rasul. Allah hanya mempercayakan kepemimpinan
semesta ini pada mereka yang memang pantas diuji.
Visi dan misi Kabinet Muda Progresif
sejak dari awal adalah membangun dunia perkampusan yang lebih islami, ekspansi
dengan cara aksi, membangun jiwa sosial secara komunal, meningkatkan kekritisan
melalui diskusi, berdialektika dengan
penuh makna, dan memasifkan kualitas dan kuantitas kader agar tercipta jiwa
yang militansi atas dasar kesadaran pribadi. Selain itu banyak sekali
mimpi-mimpi KAMMI dalam merekonsiliasi Kampus UIN bandung yang secara faktanya
banyak sekali kalangan birokrat yang berpangku tangan atas bertumpuknya
permasalahan. Para calon itelektual yang enggan melek akan dunia sekitar, moral
yang semakin rusak, budaya konsumsi yang melahirkan gaya hidup (Westerinasi)
yang menjadi, bahkan hilangnya rasa malu akan rumahnya sendiri yang berlebelkan
ISLAM yang dirusak dan dinodai dengan berbagai prilaku dan tindakan yang Amoral.
Apakah kita akan tinggal diam
melihat permasalahan yang semkin hari semakin bertambah? Apakah ia kita sebagai
kader dakwah akan lemah jika melihat dan merasakan rumah kita sendiri yang
senantiasa dicap sebagai kampus yang islami, kemudian ternodai oleh bumbu-bumbu
liberal, kapitalisme bahkan hedonis dan oportunis. Jangan sampai hal tersebut
lolos dan mengakar dalam setiap pola pikir para mahasiswa, terlebih lagi kita
sebagai penggerak kebaikan.
Kita harus menyelamatkan
manusia-manusia pilihan yang dapat berdiri di atas kakinya sendiri yang
tersebar diberbagai bidang keilmuan. Berdaya atas potensi yang mereka miliki.
Sungguh merupakan suatu hal yang ironi jika sampai ada “mahasiswa yang mati kepekaan
akan kebaikan, bungkam, patuh dan tunduk atas intruksi para mayoritas yang
berkuasa, didalam kampus yang mengusung slogan wahyu memandu ilmu”. Selain itu
kita pun pernah bercita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar
kampus UIN BDG ini melalui advokasi kebijakan-kebijakan pemerintah baik di tingkat
desa, kelurahan, provinsi maupun kota yang dapat menghalangi terwujudnya
cita-cita mulia tersebut. Dan masyarakat kampus itu sendiri.
Namun dalam perkembangannya banyak
ujian dan cobaan yang mendera. Kesibukan akademis dan tugas akhir, multi amanah
di beberapa wajihah, ataupun disibukkan dengan misi pencarian maisyah dan
‘aisyah. Tidak lupa pula tugas menunaikan bakti pada orang tua dan keluarga
yang menjadi kewajiban utama kita sebagai seorang anak. Apalagi menurunnya
kondisi fisik beberapa pengurus menyebabkan beberapa agenda ragu untuk
dieksekusi. Namun semoga itu semua tidak menjadi pemberat pertanggungjawaban
atas hisab amanah kita di hari kiamat. Sesungguhnya tugas kita hanyalah
berusaha dan berikhtiar, karena sisanya biarkan Allah yang menjalankan
peranNya.
Merekonsiliasi Gerakan KAMMI UIN Bandung
Menyadari adanya berbagai tabir
keberhasilan agenda kita, maka memasuki gelombang kedua masa jihad ini, perlu
dilakukan beberapa pembenahan baik dari internal maupun eksternal. Sesuai
dengan pesan dari penghulu para Nabi, Muhammad SAW, “Barang siapa yang hari
ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia merupakan golongan orang yang
dilaknat oleh Allah SWT..”. Untuk itu, ada satu cita-cita baru untuk kita
perjuangkan bersama pada gelombang kedua masa jihad ini, yaitu “Terwujudnya
kampus UIN Bandung yang islami, bermoral dalam berbagai sektor dan menguatkan
kualitas dan kuantitas kader KAMMI digelombang kedua ini”. Dan Musyawarah kemarin
ketika loka karya di garut harus menjadi momentum kebangkitan rencana terbaik
dan perlawanan kita terhadap para tirani.
Islami yang akan kita perjuangkan
adalah membangun lingkungan kampus yang Bersih dari penyakit birokrat dan
mahasiswa seperti KKN, AMORAL, ANOMI dan liberalisasi nilai dan pola pikir. Maksudnya
juga adalah kampus yang bersih dari tindakan-tindakan premanisme yang
meresahkan masyarakat kampus, memperbaiki lingkungan, membangun kesadaran, dan
lainya. Dalam aspek internal, kita mengharapkan pada tahun 2015, KAMMI UIN
Bandung akan bersih dari virus pemecah ukhuwah, pengangguran kader, kinerja
yang tidak tuntas dan tidak profesional.
Begitupun dalam aspek gerakan
eksternal. KAMMI harus kembali kepada mainstream gerakannya sebagai gerakan
moral, gerakan intelektual, gerakan sosial politik dan juga gerakan ekstra
parlementer. KAMMI harus bersih dari intrik politik elit dan partai politik.
KAMMI harus tetap mempertahankan interdependensinya dari berbagai kepentingan.
KAMMI harus tetap menjaga kredibilitasnya yang bersih dari aksi anarkis, separatis
dan oportunis.
Mungkin terdengar mustahil untuk
mewujudkan itu semua hanya dalam waktu setengah sisa kepengurusan. Tapi kita semua yakin bahwa
janji Allah yang paling pasti, “..Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu..(QS. Muhammad, 47: 7)”. Kita ingin membuktikan sekali lagi
pada sejarah, bahwa Umar bin Abdul Aziz dengan kesungguhannya dapat merubah
umatnya hanya dalam waktu 2,5 tahun.
Epilog
Maka janganlah menjadi lemah dan
berputus asa. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan Allah kepadamu..". Maka bergembiralah dengan
transaksi paling menguntungkan ini, dan sampai jumpa di tempat peristirahatan
yang abadi.
Semoga kader KAMMI UIN Bandung
semakin berkualitas dan ahli dibidangnya masing-masing, militan dalam
berorganisasi dan mempertahankan aqidah yang benar. Semoga helix menjadi
tradisi dalam mengarungi bahtera hidup ini, Tunduk terhadap kiyadah dan ikhlas
dalam bekerja. Selagi kedua hal tersebut tidak diluar batas kemampuan kita dan
ada dalam koridor yang benar ketika memberikan sebuah intruksi kepada para
jundinya. Kabinet muda progresif jaya dan berwibawa. Allahuakbar-allahuakbar-allahuakbar.
Wallahua’lam…
***penulis adalah putera daerah
kampung Mataram cikupa (Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi) Selasa, 20 Juli
2015. (22:29 WIB), Mahasiswa jurusan Sosiologi Semester V FISIP UIN Bandung
2013. Dielaborasi dari tulisan aslinya yang berjudul “Meretas Perjalanan
Gelombang Kedua; oleh Syamsul Ma’arief: 2010”
0 komentar:
Posting Komentar