Minggu, 02 Agustus 2015

Meretas Perjalanan Gelombang Kedua KAMMI UIN Bandung



Oleh : Muhammad Jandi Al-Farisi***
Ketua Departemen Sosial Masyarakat

 
Prolog

Terkadang kita merasa berat dalam menjalankan sebuah amanah baru yang dititipkan kepada kita, baik itu amanah yang besar maupun amanah yang kecil. kerjanya kita dalam sebuah gerakan ini terlebih lagi tanpa menghasilkan materi (keuntungan uang) sepeserpun. yang ada malah sebaliknya kita yang harus merogok kantong lebih dalam, Bahkan berkorban lebih besar dari pada hal tersebut (jiwa dan raga). Tapi Mudah-mudahan virus yang negatif tersebut tidak menular pada tubuh dan jiwa kader KAMMI,
Yang senantiasa menjadikan kerja-kerja dijalan dakwah ini sebagai ladang amal yang terkumpul melalui kerja-kerja pada setiap departemen. Karena Allah Swt. telah berjanji akan membalas semua yang telah kita kerjakan, terutama kerja-kerja positif untuk membangun masyarakat yang aktif dalam genggaman sebuah kabinet muda progresif.

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS At-Taubah : 105).

Meretas Perjalanan Gelombang Kedua Kabinet Muda Progresif  

Tanpa terasa delapan bulan sudah atau setengah periode kepengurusan KAMMI UIN Bandung berjalan, melalui jargon kabinet muda progresif. Banyak suka dan duka yang telah kita lewati bersama. Ada romantika, emosi jiwa, juga keringat dan air mata telah membasahi kegersangan padang ujian yang kita lewati. Beberapa rencana direvisi dan tidak sedikit posisi yang terganti. Namun kita tidak boleh berhenti bersyukur, karena Allah hanya mengutus mereka yang terpilih –The Special One- untuk meneruskan risalah para Nabi dan Rasul. Allah hanya mempercayakan kepemimpinan semesta ini pada mereka yang memang pantas diuji.

Visi dan misi Kabinet Muda Progresif sejak dari awal adalah membangun dunia perkampusan yang lebih islami, ekspansi dengan cara aksi, membangun jiwa sosial secara komunal, meningkatkan kekritisan melalui diskusi, berdialektika  dengan penuh makna, dan memasifkan kualitas dan kuantitas kader agar tercipta jiwa yang militansi atas dasar kesadaran pribadi. Selain itu banyak sekali mimpi-mimpi KAMMI dalam merekonsiliasi Kampus UIN bandung yang secara faktanya banyak sekali kalangan birokrat yang berpangku tangan atas bertumpuknya permasalahan. Para calon itelektual yang enggan melek akan dunia sekitar, moral yang semakin rusak, budaya konsumsi yang melahirkan gaya hidup (Westerinasi) yang menjadi, bahkan hilangnya rasa malu akan rumahnya sendiri yang berlebelkan ISLAM yang dirusak dan dinodai dengan berbagai prilaku dan tindakan yang Amoral.

Apakah kita akan tinggal diam melihat permasalahan yang semkin hari semakin bertambah? Apakah ia kita sebagai kader dakwah akan lemah jika melihat dan merasakan rumah kita sendiri yang senantiasa dicap sebagai kampus yang islami, kemudian ternodai oleh bumbu-bumbu liberal, kapitalisme bahkan hedonis dan oportunis. Jangan sampai hal tersebut lolos dan mengakar dalam setiap pola pikir para mahasiswa, terlebih lagi kita sebagai penggerak kebaikan. 

Kita harus menyelamatkan manusia-manusia pilihan yang dapat berdiri di atas kakinya sendiri yang tersebar diberbagai bidang keilmuan. Berdaya atas potensi yang mereka miliki. Sungguh merupakan suatu hal yang ironi jika sampai ada “mahasiswa yang mati kepekaan akan kebaikan, bungkam, patuh dan tunduk atas intruksi para mayoritas yang berkuasa, didalam kampus yang mengusung slogan wahyu memandu ilmu”. Selain itu kita pun pernah bercita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kampus UIN BDG ini melalui advokasi kebijakan-kebijakan pemerintah baik di tingkat desa, kelurahan, provinsi maupun kota yang dapat menghalangi terwujudnya cita-cita mulia tersebut. Dan masyarakat kampus itu sendiri. 

Namun dalam perkembangannya banyak ujian dan cobaan yang mendera. Kesibukan akademis dan tugas akhir, multi amanah di beberapa wajihah, ataupun disibukkan dengan misi pencarian maisyah dan ‘aisyah. Tidak lupa pula tugas menunaikan bakti pada orang tua dan keluarga yang menjadi kewajiban utama kita sebagai seorang anak. Apalagi menurunnya kondisi fisik beberapa pengurus menyebabkan beberapa agenda ragu untuk dieksekusi. Namun semoga itu semua tidak menjadi pemberat pertanggungjawaban atas hisab amanah kita di hari kiamat. Sesungguhnya tugas kita hanyalah berusaha dan berikhtiar, karena sisanya biarkan Allah yang menjalankan peranNya.

Merekonsiliasi Gerakan KAMMI UIN Bandung 

Menyadari adanya berbagai tabir keberhasilan agenda kita, maka memasuki gelombang kedua masa jihad ini, perlu dilakukan beberapa pembenahan baik dari internal maupun eksternal. Sesuai dengan pesan dari penghulu para Nabi, Muhammad SAW, “Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia merupakan golongan orang yang dilaknat oleh Allah SWT..”. Untuk itu, ada satu cita-cita baru untuk kita perjuangkan bersama pada gelombang kedua masa jihad ini, yaitu “Terwujudnya kampus UIN Bandung yang islami, bermoral dalam berbagai sektor dan menguatkan kualitas dan kuantitas kader KAMMI digelombang kedua ini”. Dan Musyawarah kemarin ketika loka karya di garut harus menjadi momentum kebangkitan rencana terbaik dan perlawanan kita terhadap para tirani. 

Islami yang akan kita perjuangkan adalah membangun lingkungan kampus yang Bersih dari penyakit birokrat dan mahasiswa seperti KKN, AMORAL, ANOMI dan liberalisasi nilai dan pola pikir. Maksudnya juga adalah kampus yang bersih dari tindakan-tindakan premanisme yang meresahkan masyarakat kampus, memperbaiki lingkungan, membangun kesadaran, dan lainya. Dalam aspek internal, kita mengharapkan pada tahun 2015, KAMMI UIN Bandung akan bersih dari virus pemecah ukhuwah, pengangguran kader, kinerja yang tidak tuntas dan tidak profesional.

Begitupun dalam aspek gerakan eksternal. KAMMI harus kembali kepada mainstream gerakannya sebagai gerakan moral, gerakan intelektual, gerakan sosial politik dan juga gerakan ekstra parlementer. KAMMI harus bersih dari intrik politik elit dan partai politik. KAMMI harus tetap mempertahankan interdependensinya dari berbagai kepentingan. KAMMI harus tetap menjaga kredibilitasnya yang bersih dari aksi anarkis, separatis dan oportunis. 

Mungkin terdengar mustahil untuk mewujudkan itu semua hanya dalam waktu setengah  sisa kepengurusan. Tapi kita semua yakin bahwa janji Allah yang paling pasti, “..Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu..(QS. Muhammad, 47: 7)”. Kita ingin membuktikan sekali lagi pada sejarah, bahwa Umar bin Abdul Aziz dengan kesungguhannya dapat merubah umatnya hanya dalam waktu 2,5 tahun. 

Epilog

Maka janganlah menjadi lemah dan berputus asa. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu..". Maka bergembiralah dengan transaksi paling menguntungkan ini, dan sampai jumpa di tempat peristirahatan yang abadi. 

Semoga kader KAMMI UIN Bandung semakin berkualitas dan ahli dibidangnya masing-masing, militan dalam berorganisasi dan mempertahankan aqidah yang benar. Semoga helix menjadi tradisi dalam mengarungi bahtera hidup ini, Tunduk terhadap kiyadah dan ikhlas dalam bekerja. Selagi kedua hal tersebut tidak diluar batas kemampuan kita dan ada dalam koridor yang benar ketika memberikan sebuah intruksi kepada para jundinya. Kabinet muda progresif jaya dan berwibawa. Allahuakbar-allahuakbar-allahuakbar.
Wallahua’lam…

***penulis adalah putera daerah kampung Mataram cikupa (Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi) Selasa, 20 Juli 2015. (22:29 WIB), Mahasiswa jurusan Sosiologi Semester V FISIP UIN Bandung 2013. Dielaborasi dari tulisan aslinya yang berjudul “Meretas Perjalanan Gelombang Kedua; oleh Syamsul Ma’arief: 2010”

0 komentar:

Posting Komentar