Muhammad Jandi Al Farisi

Sosiologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2013

Jumat, 10 April 2015

Degradasi Semangat Juang


Degradasi Semangat Juang
By: M. Jandi al-Farisi
 Kamis 16, 01 2014.


Benteng pertahanan suatu bangsa dan benteng pertahan manusia kini tak lagi kokoh seperti apa yang di harapkan.
Benteng yang menjulang tinggi keangkasa raya kini perlahan mulai menurun, permukaan pertama yang terlihat halus dan rata, kini muli retak ditelan zaman dan telah terkontaminasi oleh budaya sekuler, kualitas penopang pertahanan kini mulai diragukan.
Pemuda saat ini mulai kehilangan tanggung jawab besarnya, tangan yang seharusnya menggennggam sebuah perubahan besar, namun kini mulai melonggar dengan alasan berbagai persepsi. kini yang mereka genggam hanyalah budaya identitas sosial jati diri individu yang merusak akhlad dan moral manusia.
Semangat juang yang seharusnya membara didalam dada untuk membakar rasa acuh takacuh, idealisme yang seharusnya tetap tercancap dalam dada kini telah tersumbat berbagai kepentingan. hanya semangat nafsu semata untuk menikmati dunia yang fana ini.
Bangkitlah, bangkitlah, Bangkitlah wahai para pemuda, kibarkanlah bendera kemen angan, buktikanlah bahwa dengan tanggung jawab, kepedulian, kemauan, dan kerja keras yang besar kita pasi bisa meraih segalanya, jika kita mau melakukan apa yang namnya tindakan positif pastui kita bisa. Ini semua sebagai pertanda sebauah perubahan, cita-cita bersama akan terwujud jika kita mau berkerja kerasa secara bergandengan tangan. Kita kuatkan barisan, kita dobrak belenggu budaya acuh dan kita bakar sikap apatis terhadap situasi yang carut marut.
Indonesia tunggulah barisan pemuda yang akan membuat namamu harum dengan berbagai prestasi.  Bukan hanya perihal duniawi namun perihal ukhrowi sekalipun akan kami perjuangkan. Karena hakikat manusia didunia ini adalah membumikan apa yang namnya kebaikan. Apapun perjuangan kita melalui: teori, politik, budaya, pengetahuan, pemikiran, penelitian, pengabdian, pendidikan dll. Itulah langkah yang harus kita lakukan.
            Penulis bukan orang yang sempurna dalam berbagai hal, terutama mengenai moral, kepedulian, sikap, tindakan, prilaku, bahkan semangat juang. Akan tetapi penulis mengajak kepada khalayak umum untuk bertindak bersama-sama. Kita belajar memahami, mempelajari, menafsirkan dan menyelesaikan apa yang namnya sebuah permaslahan secara bersama-sama melalui konsep keilmuan, gerakan dan analisis yang tajam yang akan melahirkan sebuah solusi yang matang.

Kamis, 09 April 2015

Sosok Dibalik 1905-1962 (53 Tahun Kepergianmu)


Sosok Dibalik 1905-1962 (53 Tahun Kepergianmu)
Oleh: M. Jandi Al-Farisi

“Sosok dibalik 1905-1962”
Langkah dan ayunan tangan mu ketika ingin menegakan syariat memang cukup berat, berbagai hambatan silih berganti, todongan senjata teramat sering kau terima. Namun itulah gerak dan misimu untuk menegakan islam dibumi nusantara indosnesia. Jasadmu terikat, matamu terbalut kain putih dan nyawamu terancam. Itulah sosok mujahid yang pada tanggal 12 september 1962 akan dieksekusi.
Dirimu terlalu berani melawan kaum nasionalis yang yang berparadigma kiri, kau lawan dan kau hadang tak pandang sayang walupun nyawa sebagai tebusanya. Karena itulah, aku mengukuimu sebagai tokoh yang berani dan tangguh. Ketika dalam sejarah dikatakan orang pemberontak tapi bagiku kau pahlawan berwatak. Aku terlalu bangga dengan sosokmu yang berani mendeklarasikan apa yang selama ini kau inginkan ditengah-tengah geliat bangsa yang melarat.
Semoga modal sosial yang telah kau pupuk dari waktu kewaktu menjadi bibit yang akan tetap meyebarkan wangi dan bibit unggul untuk membumikan apa yang namnya syariat islam.
Kerinduan bagi umat yang rindu akan hadirnya sebuah tata negara yang berasas teokrasi dan kepemimpinan yang berdasarkan teokrasi pula itulah yang selama ini dirindukan. Cita-cita setiap umat akan hadirnya momentum ini menjadi sebuah hrapan besar jika pada era post-modern seperti sekarang ini ada sosok yang berani melawan kebatilan dengan islam sebagai landasanya.
Kau bukan sososk putra daerah pasundan tapi tapak dan gerakmu berada di wilayuah pasundan. Dan aku bangga di daerah pasundan ini banyak orang yang seperti kau yang ingin mewujudkan sebuah cita-cita yang mulia. 
Aku mengenang sosok mu hanya lewat cerita rakyat yang kontropersial, lewat video yang penuh dengan kebohongan, dan leat sejarah bangsa yang penuh dengan distorsi. 53 tahun sudah kau berpulang menuju illahi dan 53 tahun pula banyak orang yang berjuang digarda dan barisanmu.
Semoga kepergianmu menjadi awal semangat baru, semoga amal sholehmu menjadi tiket menuju syurganya. Dan semoga jejak kakimu menjadi petunjuk bagi para pengikutmu.


Bandung, 09 April 2015

Rakyat Kecewa LSM Pembela

Rakyat Kecewa LSM Pembela
#1
Oleh: M. Jandi Muchtar Al-Farisi
Bandung, 18 Maret 2015


Pada intinya pemerintah adalah salah satu tangan rakyat yang berada di status paling atas dalam sebuah wilayah, bahkan Negara, maka sebagai abdi Negara yang mempunyai peranan besar untuk kesejahteraan masyarakatnya, tempat mengadu, tempat bernaung dari berbagai kesulitan dan segala sesuatu yang sifatnya membutuhkan perlindungan. pasti yang mereka tuju adalah pemerintah, tak memandang pemerintah mana, fungsinya apa dan kedudukan nya seperti apa. Akan tetapi, kebanyakan masyarakat awam hanya mengetahui bahwa bagi mereka yang namnya pemerintah haruslan menjadi payung peneduh dari segala bencana, tali penguat dari kelonggran hukum dan udara penyejuk dari kegerahan permasalah yang sering muncul. Kepercayaan masayrakat terhadap apa yang namanya pemrintah memang telah mendarah daging, bagaikan baju dan kancing. Satu sama lain saling membutuhkan atau proses mutualisme simbiosis menjadi keharusan.

Kepercayaan yang dibangun masyarakat terhadap pemerintah sangatlah kuat. Tapi yang menjadi permasalahan adalah seberapa jauh langkah atau tindakan pemrintah desa, daerah, provinsi sampai pusat, membuktikan bahwa apa yang mereka perbuat adalah bukti bahwa itu adalah benar, dan telah menjalankan tugas atau amanah seorang abdi Negara. Sebagai pelayan bahkan babu sekalipun mengapa tidak kita katan seperti itu.

Sekarang banyak permasalahan yang muncul dari awal kepemimpinan indonesia yang baru, program kerja baru, kebijakan baru, kepengurusan baru, dan cara atau pola kepemimpinan sekarang itu sejatinya seperti apa. Misalnya, harga-harga semaik melambung naik, secara tidak langsung pemerintah tidak lagi memberikan kepercayaan kepada masyarakatnya. Karena telah mengecewakan berbagai lapisan masyarakat indonesia, bukan hanya kalangan rakyat jelata bahkan kalangan elitpun jelas merasakan kekecewaan tersebut. elpiji naik, beras naik, BBM naik, listrik naik, tiket kereta api naik, semuanya serba niak, fhenomena ini secara tidak langsung telah dilakukan oleh pemerintah menghilangkan tali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah itu sendiri.

Ketika banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan berbagai kebijakan pemerintah yang berkuasa, maka tindakan yang mereka ambil adalah tidak lagi mau berafiliasi terhadap pemerintah, mereka seolah-olah tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ketika perlindungan hukum tidak lagi adil atau mebeda-bedakan kedudukan dan status, kesejahteraan sosial yang tak lagi rakyat rasakan, kelestarian alam yang tak lagi terpelihara dan tidak adanya tindakan dari pihak terkait, ketika birokrasi hanya memikirkan dirinya sendiri dan perut keluarganya sendiri, dan ketika para penguasa negeri hanya mensejahterakan dirinya sendiri, maka inilah kekecewaan yang selam ini masyarakat rasakan. Apa tindakan yang merka ambil ketika hilangnya kepercayaan, kurang puasnya pelayanan abdi Negara, pasti mereka mencari sebuah perlindungan baru. Artinya siapapun yang bisa membantu, melindungi, mensejahterakan dan berani memberi tanpa pandang bulu itulah kelompok yang merka ambil. Sekumpulan orang disini adalah merka yang bergerak di bidang kemasyarakatan. Memang keberadaan organisasi masyarakat ini pada intinya ada yang murni untuk masyarakat dan ada pula yang pure untuk mencari keuntungan. Dialah lembaga swadaya masyarakat (LSM), sudah sejak lama lembaga ini berdiri dan menjadi jalan akhir masyarakat yang merasa kecewa terhadap pemerintah yang telah berdusat dengan menjilat ludahnya sendiri. Karena fungsi dari adanya LSM ini adalah sebagai patner intitusi atau pemerintah.

PATRONASE ANTARA MINORITAS DAN MAYORITAS

Oleh: M. Jandi al-Farisi,(Calon Sosiolog Muslim)
Kadep Sosmasy PK KAMMI UIN BDG Masa Bakti 2014-2015
Motto: Rencanakan, Lakukan Dan Tuntaskan
=================================================================



Banyak orang berkata bahwa minoritas adalah hal yang sangat menyedihkan bahkan amat buruk dimata mereka, dengan kondisi yang tebatas dan kekuatan yang lemah. Tapi bagi ku itu semua hanyalah siulan semata bagi mereka yang enggan untuk berafilisai dengan suatu gerakan yang beratasnamakan gerakan dakwah siyasi. Memang keberadaan minoritas dipandang sebelah mata bagi mayoritas yang mempunyai kekuatan besar dalam hal kuantitas masa, akan tetapi disisi lain minoritas lebih berkuasa dalam hal argumentasi, gagasan dan pemikiran yang diberengi dengan intelektualitas tinggi dan kualitas bukan kuantitas. Itulah salah satu nilai plus keberadaan minoritas yang selama ini saya rasakan, ya walaupun dalam cakupan yang amat kecil akan tetapi hal seperti ini merupakan elaborasi yang amat tepat untuk wadah perjuangan kader KAMMI.
Patronase untuk menguasai sebuah kelompok memang memerlukan SDM yang mumpuni demi menyeimbangkan momentum yang sedang kita lakoni, agar keberadaan kita tak lagi terkecoh oleh politik picik para mayoritas yang hendak mengambil kekuasaan dengan jalan yang amat kurang tepat. Hal yang serupa adalah disini kita bisa mengambil momentum tadi yang sedang mereka lakoni bahwasanya jika mayoritas mereka memfokuskan targetan yang hendak mereka ambil dalam hal kekuasaan untuk menghegemoni sebuah lembaga yang ada melalui politik, dan ini yang amat fatal bagi mereka mengabaikan dunia pendidikan yang semestinya seimbang antara organisasi dan pendidikan. Wakil dekan tiga FISIP Dr. Ahmad Ali Nurdin, Ph.D mengatakan bahwasanya mahasiswa yang ideal adalah mereka yang mampu menyeimbangakn antara dunia perkuliahan dan dunia organisasi terutama organ extra, mahasiswa yang IPK 4 akan tetapi tidak seimbang dalam artian hanya perkuliahan saja yang ia geluti itu kurang sempurna, mahasiswa yang IPK 1,0 dia tidak aktif kuliah apalagi organisasi itu merupaka musibah besar, disisi lain mahasiswa dengan IPK 4 atas dasar antara kuliah dan organisasi seimbang inilah mahasiswa yang sesungguhnya. 
Disinalah peran kita sebagai KADER KAMMI yang mempunyai strategi jitu dalam mengambil kesempatan yang ada di depan mata, jika mereka hanya mengambil posisi bagian kiri saja maka kita harus seimbang antara kiri dan kanan bahkan tengah, belakang, atas dan bawah sekalipun, kita manfaatkan dengan semaksimal mungkin Untuk membuktikan bahwa KAMMI adalah sebuah organisasi yang tidak hanya memikirkan dunia siyasi saja. Bergelut dalam perpolitikan kampus yang sama sekali tidak mendapatkan ruang sebesar-besarnya bagi PARA KADER yang ingin berkontribusi demi mewujudkan kampus madani.
Jadilah sebuah pembeda dalam sebuah kelompok, jadilah warna yang terang dalam sebuah lukisan, jadilah sebuah goresan yang jelas dalan melangkah, jadikanlah suara yang lantang demi memecahkan heningnya suasana, dan jadilah penengah sebagai bentuk rasa solidaritas kita dalam menyelesaikan problematika, jadilah cermninan yang akan memantaskan diri bagi siapapun yang hendak berkaca, jadilah panutan bagi siapapun yang pernah berinteraksi secara massif dengan kita, jadikanlah status dan peran kita sebagai mahasiswa yang mampu menempatkan hak dan ketentuanya yang benar.
Mungkin kita sedikit kesulitan untuk menduduki bangku jabatan yang telah terhegemoni oleh bebrapa penguasa. Tapi disisi lain kita jangan merasa futur, patah semangat, enggan untuk berjuang dan sulit untuk diakui secara asusmsi. Peran kader KAMMI untuk merekonsiliasi struktur sistem yang ada itulah yang harus kita lakukan sekarang, memperbaiki, memperbaharui dan memulihkan segala sesuatu yang kini telah mereka leburkan.
Sesuai dengan teori Ibn Khaldun dalam bukunya epistimoilogi sejarah kritis karangan Tato Suahrto menyebutkan bahwasanya sejarah identic dengan peradaban dunia, ia mencakup selurus aktivitas manusia pada suatu waktu dan pada suatu tempat tertentu. Makah istilah rekonsiliasi inilah yang patut kita lakukan demi mengembalikan peran strategis orang-orang yang mempunyai intelektualitas yang tinggi.
Dalam teori gerak sejarah (Ibn Khaldun) menyebutkan ada tiga teori penting umat manuasia yaitu teori siklus, teori einmalig, dan teori linear. Pertama teori siklus yaitu sejarah yang bergerak secara melingkar atau segala sesuatu itu berputar sesuai dengan porosnya, apabila kita dahulu sempat jaya dengan tokoh akh Andriana, yang kini menjadi ketua umum KAMMI pusat, Akh Kadir, Akh Acep dll yang sempat menggemparkan masyarakat kampus dengan berbagai gebrakannya. Akan tetapi hal itu kini telah berbalik. KAMMI kala ini sedang ada dibawah, dan hal ini jangan kita biarkan begitu saja, mari kita kembalikan sejarah siklus ini dengan membalikan kembali sejarah masa lalu kita dengan mengibarkan bendera bahwa KAMMI disini masih ada dengan berbagai cara dan strategi yang sedang kita lakukan dalam naungan KABINET KAMMI PROGRESIF.
Kedua teori einmalig yaitu sejarah yang berjalan hanya sekali saja tanpa ada tindak lanjutnya untuk bangkit kembali baik di masa sekarang ataupun masa yang akan datang, segala sesuatu yang akan jaya secara progress prosesnya berjalan dengan alot tapi pasti, pastilah kita akan jaya kembali atau tumbuh kembali dengan kader-kader yang cukup militant. Tapi permasalahanya apakah sikap kita dalam melihat situasi secara stagnan, satatis jalan ditempat dengan memikul beban yang amat berat apakah kita akan maju. Tidak. KAMMI haruslah bangkit kembali sejarah keemasan kita harus kita ukir kembali, dengan berkolaborasi melalui berbagai elemen kelompok.
Ketiga teori spiral yaitu bisa dikatakan bahwasanya ada perpaduan antara teori siKlus dan teori linear, dalam artian bahwasanya sejarah itu berulang terus menerus dalam lingkaran spiral yang yang meningkat menaik kearah kemajuan dan kesempurnaan. Sejarah dipandang sebagai garis lurus menuju progress dan perfeksi. Oleh karena itu teori ini disebut progressive philosophical viewpoint of histoty. Peran kita sebagai KADER KAMMI haru menajdikan teori ini sebagai pegangan kita dalam melakukan revolusi kemenangan yang terus menerus secara bertahap hingga menuju kemengan yang nyata atas dasar kerja keras.
Ini semua merupakan perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kemajuan. Maka dari itu akh Rijalul Iman mengatakan KAMMI harus menyiapkan momentum terbaik yang akan melahirkan kader-kader pejuang KAMMI yang berkualitas islami. Ketua umum KAMMI UIN BDG mengatakan KAMMI saat ini tidak bisa lagi berjuang sendiri akan tetapi harus berkolaborasi dengan berbagai elemen, baik itu berbasis sosial, agama,pejabat kampus LSM, kepemudaan dll. Kita harus mampu membaca situasi dan kondisi sifat kepekaan kita perlu dipertajam lagi, analisis kader perlu dipertajam lagi dan tetntunya cara kerja kita perlu di intensifkan lagi. KAMMI saat ini membutuhkan kader yang loyal, militant, dan pro terhadap kebenaran. Bukan hanya loyal, militant dan pro terhadap kebenaran tapi tidak dibarengi dengan SDM yang kuat, gagasan yang kuat, analisis yang kuat, dan stategi yang kuat pula. Kita jngan hanya menonjolkan identitas semata melalui berbagai pencitraan yang digembar-gemborkan. Tapi kita imbangi semua itu dengan berbagai ketentuan yang ada dan itu perlu dipersiapkan demi generasi penerus berikutnya.
Perlu ditegaskan kembali bahwa minoritas tidak selalu dipandang sebelah mata dan tidak selalu tertindas, tapi minoritas mampu bersaing secara sehat demi mempertahankan gagasan dan berbagai keilmuanya.
Insya Allah. Dengan Allah kita memperoleh taufiq, tidak ada tuhan selain dia. (Ibn Khaldun, the mukaddimah)
The minority is sometimes right, the majority always wrong. (Karl Marx)