Selasa, 26 Juli 2016

Bayangan

1. “Terbayang”
==============

@google.com

***
Bilal hendak memikirkanya saat ia tidur, namun semuanya terobati dengan berbagai tumpukan tugas yang harus ia kerjakan. Ya, namun walau sesibuk apapun pikiran bilal tak bisa melupakanya, wajahnya yang ayu, teduh walaupun keduanya hanya melihat sepintas ketika ia berpapasan denganya dan hal itu tak sengaja, raut wajah yang santun, hijab teruarai panjang menutup kesucianya, bahkan ia seakan menyesal telah menggeserkan bola matanya meuju arah yang ia hendak tuju untuk menatap wajah bilal walau hanya sekejap. Langsung saja ia merundukan pandanganya kembali.

Entah mengapa pikiran bilal, seakan-akan tertuju padanya, padahal setaip hari dia meilihat perempuan yang cantik, baik dan styelist, bahkan teman sekelaspun banyak. Tapi mengapa untuk kali ini bilal tak bisa membuang wajahnya dari imaji pikirannya.

Pikiran bilal mulai tak konsen, bahkan tugas yang hendak dia kerjakan malah dibiarkan tergeltak begitu saja, dilemparkannya pensil, dan direbhkannya badan, matanya tertuju pada atap langit-langit rumah yang membisu. Seakan-akan ia menetawakan bahakan ia ingin memberi saran mengenai mengapa wajahnya selalu terbayang.

ia sempat menggerutu dalam hati “siapakah gerangan bidadari yang berpapasan denganku, baru kali ini aku melihatnya dan seketika pula aku tak bisa melupakanya”.

Rupanya bilal tengah dilanda virus merah jambu, karena baru kali ini ia merasakan hal seperti itu. Yang walalupun bilal sosok pria yang keren, tampan, cool, bahkan kaya akan tetapi ia adalah laki-laki yang sholeh dan baik taat pada nilai dan norma agama islam. Bilal seorang mahasiswa yang cerdas bahkan ia adalah mahasiswa yang memiliki ipk yang sangat besar yaitu rata-rata 4 tiap semesternya.

Malam itu bilal hanya sendiri tidak ditemani teman sekosanya yaitu bondan. Bondan sedang pergi menemui teman-temannya untuk mengerjakan tugas uts. Ya terpaksa ia sendiri dan memikirkannya sendiri tentang apa yang ia rasakan, karena biasanya apapun yang ia pikirkan, rasakan dan apa yang ia sedang alami maka ia curhat dan berbagi denganya. Seklipun itu masalah perasaan.

Kemudian bilal bangkit dan membereskan tugas-tugasnya yang tadi sempat tertunda. Setelah selesai ia membereskan ruangan tempat tidur yang tadi berantakan yang belum sempat ia bereskan. Lampu putih yang benderang kian menghiasi wajah bilal yang kegirangan. Setelah semuanya beres maka, bialalpun berdiri dan membuka jendela kosan. Ia hendak menikmati udara malam lewat jendela, menikmati panorama kota bandung yang mulai berkerlip oleh lampu-lampu kendaraan dll.

Tiba-tiba terdengan suara salam, “asslamaulaikum” bilal menuju sumber suara dan membuka kunci pintu sambil menjawab salam “waalaikumsalam” siapa? Jawab bilal. “Aku lal bondan” jawab bondan. “Oh kamu, gimana tugasnya udah beres dan, tumben jam segini kamu udah pulang” tanya bilal sambil menutup pintu kembali.

Bialal terus tersenyum dan sedikit terdengar suara dia sedang menyenandungkan lagu... “kenapa lal kok kamu kaya yang sedang ditempa durian runtuh, seneng banget kayaknya”? tanya bondan sambil menatap bilal penuh dengan heran. “Ia lal aku lagi seneng” jawab bilal sambil senyum manis. Apa lal? Dapet kiriman lagi ya”? tanya bondan. “bukan lal aku dapet sesuatu yang tak terduga dan ini tak bisa dilupakan”. Oh,,, apa emang lal?” tanya bondan. “Ada deh, pokoknya itu semua adlah hal yang sangat membahagiakan bagi ku lal. Ini baru pertama kali aku merasakanya”. Akh kamu gak seru lal. Udah lal aku ngantuk banget nih, ceritanya besok aja, oke. Jawab bondan sambil merebahkan tubuhnya dan menyelimuti dirinya sediri. Iya dan aku juga udah ngantuk banget nih, lagian besoik pagi kita kan mau ikut seminar jadi harus siap-siap. Bangunin lal nanti malam kita tahajud barng oke” iya lal! Jawab bondan sambil suaranya sedikit malas dan ia sudah tertidur pulas. Keduanya tidur pulas, lampu dipadamkan dan keheninganpun terjadi.

 bersambung.......



0 komentar:

Posting Komentar