1. “Terbayang”
==============
@google.com
***
Bilal hendak
memikirkanya saat ia tidur, namun semuanya terobati dengan berbagai tumpukan
tugas yang harus ia kerjakan. Ya, namun walau sesibuk apapun pikiran bilal tak
bisa melupakanya, wajahnya yang ayu, teduh walaupun keduanya hanya melihat
sepintas ketika ia berpapasan denganya dan hal itu tak sengaja, raut wajah yang
santun, hijab teruarai panjang menutup kesucianya, bahkan ia seakan menyesal
telah menggeserkan bola matanya meuju arah yang ia hendak tuju untuk menatap
wajah bilal walau hanya sekejap. Langsung saja ia merundukan pandanganya
kembali.
Entah mengapa
pikiran bilal, seakan-akan tertuju padanya, padahal setaip hari dia meilihat
perempuan yang cantik, baik dan styelist, bahkan teman sekelaspun banyak. Tapi
mengapa untuk kali ini bilal tak bisa membuang wajahnya dari imaji pikirannya.
Pikiran bilal
mulai tak konsen, bahkan tugas yang hendak dia kerjakan malah dibiarkan
tergeltak begitu saja, dilemparkannya pensil, dan direbhkannya badan, matanya
tertuju pada atap langit-langit rumah yang membisu. Seakan-akan ia menetawakan
bahakan ia ingin memberi saran mengenai mengapa wajahnya selalu terbayang.
ia sempat
menggerutu dalam hati “siapakah gerangan bidadari yang berpapasan denganku,
baru kali ini aku melihatnya dan seketika pula aku tak bisa melupakanya”.
Rupanya bilal
tengah dilanda virus merah jambu, karena baru kali ini ia merasakan hal seperti
itu. Yang walalupun bilal sosok pria yang keren, tampan, cool, bahkan kaya akan
tetapi ia adalah laki-laki yang sholeh dan baik taat pada nilai dan norma agama
islam. Bilal seorang mahasiswa yang cerdas bahkan ia adalah mahasiswa yang
memiliki ipk yang sangat besar yaitu rata-rata 4 tiap semesternya.
Malam itu bilal
hanya sendiri tidak ditemani teman sekosanya yaitu bondan. Bondan sedang pergi
menemui teman-temannya untuk mengerjakan tugas uts. Ya terpaksa ia sendiri dan
memikirkannya sendiri tentang apa yang ia rasakan, karena biasanya apapun yang
ia pikirkan, rasakan dan apa yang ia sedang alami maka ia curhat dan berbagi
denganya. Seklipun itu masalah perasaan.
Kemudian bilal
bangkit dan membereskan tugas-tugasnya yang tadi sempat tertunda. Setelah
selesai ia membereskan ruangan tempat tidur yang tadi berantakan yang belum
sempat ia bereskan. Lampu putih yang benderang kian menghiasi wajah bilal yang
kegirangan. Setelah semuanya beres maka, bialalpun berdiri dan membuka jendela
kosan. Ia hendak menikmati udara malam lewat jendela, menikmati panorama kota
bandung yang mulai berkerlip oleh lampu-lampu kendaraan dll.
Tiba-tiba
terdengan suara salam, “asslamaulaikum” bilal menuju sumber suara dan membuka
kunci pintu sambil menjawab salam “waalaikumsalam” siapa? Jawab bilal. “Aku lal
bondan” jawab bondan. “Oh kamu, gimana tugasnya udah beres dan, tumben jam segini
kamu udah pulang” tanya bilal sambil menutup pintu kembali.
Bialal terus
tersenyum dan sedikit terdengar suara dia sedang menyenandungkan lagu...
“kenapa lal kok kamu kaya yang sedang ditempa durian runtuh, seneng banget
kayaknya”? tanya bondan sambil menatap bilal penuh dengan heran. “Ia lal aku
lagi seneng” jawab bilal sambil senyum manis. Apa lal? Dapet kiriman lagi ya”?
tanya bondan. “bukan lal aku dapet sesuatu yang tak terduga dan ini tak bisa
dilupakan”. Oh,,, apa emang lal?” tanya bondan. “Ada deh, pokoknya itu semua
adlah hal yang sangat membahagiakan bagi ku lal. Ini baru pertama kali aku
merasakanya”. Akh kamu gak seru lal. Udah lal aku ngantuk banget nih, ceritanya
besok aja, oke. Jawab bondan sambil merebahkan tubuhnya dan menyelimuti dirinya
sediri. Iya dan aku juga udah ngantuk banget nih, lagian besoik pagi kita kan
mau ikut seminar jadi harus siap-siap. Bangunin lal nanti malam kita tahajud
barng oke” iya lal! Jawab bondan sambil suaranya sedikit malas dan ia sudah
tertidur pulas. Keduanya tidur pulas, lampu dipadamkan dan keheninganpun
terjadi.
bersambung.......
0 komentar:
Posting Komentar